Memahami IPP
(Indeks Pembangunan
Pemuda)
Ditulis
oleh : Yayat S
Ada yang berpendapat bahwa beberapa indikator pada IPP
bukan garapan atau pekerjaan langsung Kemenpora bahkan tidak ada hubungannya
dengan tugas dan fungsi Kemenpora, seperti domain Pendidikan, Kesehatan, dan
lain-lain. Pertanyaan ini bisa jadi muncul bukan saja dari orang luar Kemenpora
tetapi juga internal di Kemenpora sendiri.
Munculnya banyak pertanyaan tentang IPP dan tidak ada
upaya memberikan jawaban bisa saja menyebabkan banyak pihak yang apriori
terhadap IPP, sehingga IPP hanya sebatas informasi saja untuk melengkapi
data-data kepemudaan selama ini.
Dibutuhkan pendalaman dan pemahaman secara detail
tentang IPP dan makna-makna apa yang tersirat pada setiap persen angka pada indikator
IPP. Angka-angka kuantitatif tersebut harus dijelaskan hubungannya dengan makna
kualitatif sehingga mudah dipahami untuk pemanfaatnya dalam pembuatan program
kegiatan dan penganggarannya yang terkait dengan pembangunan pemuda.
Masih sangat terbatasnya referensi tentang IPP, perlu
menjadi dorongan semua pihak terutama kalangan Kemenpora dan Perguruan Tinggi
untuk mengembangkan IPP dan manfaatnya bagi kita semua. Makalah ini berusaha
secara mudah untuk memberikan gambaran sederhana arti setiap angka pada setiap indicator
IPP dan pemberian maknanya secara kualitatif.
Domain
dan Indikator IPP
Sampai saat ini IPP baru memiliki 5 domain dan 15
indikator. Ke depan bisa jadi dikembangkan domain dan indicator lainnya yang
relevan tentunya dengan pembangunan pemuda sesuai dengan perkembangannya. Sebagai
langkah awal memulai penyusunan IPP, tentu harus diapresiasi upaya Pemerintah
memberi tolak ukur untuk mengukur tingkat perkembangan pembangunan pemuda di
Indonesia melalui IPP ini.
Pertanyaannya kenapa 5 domain dan 15 indikator
tersebut menjadi bagian penting dari pengukuran IPP ?
Berdasarkan buku IPP tahun 2017 menyatakatn bahwa pembangunan
pemuda sendiri dapat ditelisik melalui tiga lapisan, yakni pengembangan individu,
pengembangan penghidupan, serta pengembangan partisipasi dalam berbagai
aspek kehidupan. Dalam lapisan pengembangan individu, IPP menyertakan
‘pendidikan’ serta ‘kesehatan dan kesejahteraan’ sebagai domainnya. Sementara
itu, dalam lapisan pengembangan penghidupan, IPP memasukkan ‘lapangan dan
kesempatan kerja’ sebagai domain berikutnya. Selanjutnya adalah pengembangan
partisipasi, yang di dalamnya IPP mempertimbangkan ‘partisipasi dan
kepemimpinan’ serta ‘gender dan diskriminasi’ sebagai dua domain terakhir. Indikator
tersebut memiliki data dasar yang tersedia setiap tahunnya sehingga dapat
dihitung nilai domain dan indeks secara keseluruhannya setiap tahunnya.
(1)
Domain
pendidikan terdiri atas indikator:
-
rata-rata lama sekolah;
-
angka
partisipasi kasar sekolah menengah; dan
-
angka
partisipasi kasar perguruan tinggi.
(2)
Domain
kesehatan dan kesejahteraan terdiri atas indikator:
-
angka
kesakitan pemuda;
-
pemuda
korban kejahatan;
-
pemuda
merokok; dan
-
remaja
perempuan sedang hamil.
(3)
Domain
lapangan
dan kesempatan kerja terdiri atas indikator:
-
pemuda
wirausaha; dan
-
tingkat
pengangguran terbuka pemuda.
(4)
Domain
partisipasi dan kepemimpinan terdiri atas indikator:
-
partisipasi
pemuda dalam kegiatan sosial kemasyarakatan;
-
partisipasi
pemuda dalam organisasi pemuda; dan
-
pemuda
yang berpendapat dalam rapat kemasyarakatan.
(5)
Domain
gender dan diskriminasi terdiri atas indikator:
-
perkawinan
usia anak;
-
pemuda
perempuan sedang sekolah menengah dan perguruan tinggi; dan
-
pemuda
perempuan yang bekerja sektor formal.
Sebagai contoh :
Domain 1 (D1) :
Pendidikan, terdiri dari 3 indikator
:
X1 : Rata-rata
Lama Sekolah
Deskripsi indikator :
Rata-rata
jumlah tahun yang ditempuh oleh penduduk berumur 16-30 tahun untuk menempuh
semua jenjang pendidikan yang pernah dijalani.
|
Pendidikan dan rata-rata lama sekolah yang dimaksud
adalah untuk penduduk usia 16 – 30 tahun atau masuk kategori usia pemuda. Jadi indicator
ini sebenarnya berfokus pada pemuda dalam menempuh lama pendidikan yang pernah
dijalaninya.
Pertanyaanya, apakah ini ada hubungannya denga
Kemenpora. Jika melihat usia perhitungannya jelas ini merupakan usia pemuda
yang menjadi garapan Kemenpora. Lebih spesifik seharusnya dikatakan bahwa
domainnya adalah “Pendidikan Pemuda” dan indikatornya adalah “Rata-rata lama
sekolah pemuda.”
Selanjutnya program dan kegiatan apa yang dapat
dikembangkan oleh Kemenpora dalam mendukung peningkatan indicator tersebut agar
tidak terjadi tumpang tindih dengan K/L lainnya, terutama Kementerian
Pendidikan.
Dalam pikiran kita pasti jika berbicara pendidikan
sudah tentu arahnya kepada Kemendiknas,
tapi dalam hal ini kita berbicara masalah pendidikan pemuda. Terdapat
irisan antara pendidikan yang digarap dengan Kemendiknas dan usia pemuda yang
menjadi garapan Kemenpora.
Jika dipahami bahwa pendidikan bersifat luas bukan
saja pendidikan formal tapi juga pendidikan non formal dan informal. Serta
keberhasilan pendidikan dapat dilihat
dari meningkatnya pengetahuan dan pemahaman, ketrampilan atau skill dan
meningkatnya kualitas sikap atau karakternya.
Kemenpora perlu melakukan upaya untuk mendorong para
pemuda agar meningkatkan tarap pendidikannya baik jenjangnya maupun kualitas
pendidikannya. Dalam hal ini bisa mengmbangkan beberapa program kegiatan baik
yang bersifat mendorong partisipasi pemuda sebagai subjek pembangunan sekaligus
pemuda sebagai objeknya, sebagai contoh antara lain :
- - Melakukan
gerakan pemuda peduli pendidikan
- - Melakukan
pilot projek pembinaan daerah pendidikan pemuda
- - Koordinasi
lintas KL terkait pengembangan pendidikan pemuda
- - Pengembangan
ketrampilan dan kreativitas pemuda
- - Pembinaan
karakter ideologi Pancasila dan kebangsaan bagi pemuda
- - Penanaman
nilai-nilai toleransi di kalangan pemuda
Program kegiatan yang mensuprort domain kesehatan dan
kesejahteraan antara lain:
- - Gerakan
pemuda peduli kesehatan
- - Gerakan
masyarakat sehat (Germas) di kalangan pemuda
- - Sosialisasi
kesehatan reproduksi pada pemuda
- - Gerakan
pemuda tanpa rokok
- - Kader
pemuda anti narkoba
- - Melakukan
pilot projek pembinaan daerah pemuda
sehat
- - Pembentukan
Crisis Center Pemuda
Program kegiatan
domain lapangan
dan kesempatan kerja antara lain:
-
Pengembangan
wirausaha muda
-
Pelatihan
manajemen pemuda bisnis
-
Pelatihan
kreativitas pemuda
-
Gerakan
wirausaha muda Indonesia
-
Pilot
projek daerah wirausaha muda
-
Pengembangan
promosi wirausaha muda tingkat nasional dan internasional
Program kegiatan
untuk mensupprot domain partisipasi dan kepemimpinan antara lain:
-
Gerakan
pemuda berorganisasi
-
Pembinaan
organisasi kepemudaan
-
Pengembangan
komunitas pemuda
-
Pilot
projek daerah organisasi pemuda
-
Pengembangan
partisipasi pemuda pada tingkat internasional
Program kegiatan
untuk mensupprot domain gender dan diskriminasi antara lain:
-
Gerakan
peduli pemuda perempuan
-
Pilot
projek daerah peduli pemuda perempuan
-
Pembentukan
komunitas pemuda perempuan Indonesia
-
Gerakan
anti kawin muda
-
Pengembangan
kompetensi perempuan muda
Program kegiatan
yang sudah disampaikan hanya merupakan contoh sederhana saja, semua pihak
dapata mengembangkannya sesuai dengan kondisi organisasi dan daerah
masing-masing.
Semoga
bermanfaat…
ConversionConversion EmoticonEmoticon