oleh : Yayat S.
Momentum sekarang ini seharusnya dijadikan untuk membangkitkan kembali kesadaran persatuan umat dan semangat keagamaan serta membakar ghirah ke-Islaman kita, khususnya anak muda ‘jaman now’, generasi milenial yang lebih akrab dengan gadget daripada Al-Quran dan Al-Hadist. Pada masa kejayaan Islam, anak-anak gaul pada zaman itu adalah anak muda yang mengenal dan hafal Al-Quran. Saat bermain dan berkumpul pun yang dibicarakannya adalah Al-Quran. Bagaimanakah dengan anak-anak muda sekarang ?
Bangkitlah para pemuda muslim !. Tengoklah bahwa Islam pernah Berjaya. Tinggalkanlah hal-hal yang tak berfaedah sekarang juga dan mari kita kenali Islam lebih dalam. Saatnya hijrah dari kegelapan menuju cahaya Islam. Salah satu langkah awal yang bisa dilakukan yaitu mencari shahabat sholeh yang selalau bisa mengajak melakukan kebaikan. Mungkin saat ini kita merasa sulit kalau berpegang teguh pada Islam secara sendirian. Akan lebih mudah kalau bergabung dengan jamaah/kelompok/organisasi pemuda sholeh. Kita akan menemukan sahabat taat yang juga berusaha untuk menjadi sholeh dengan berdakwah di jalan Allah.
Mengelola pemuda agar memiliki karakter kuat dalam keagamaan merupakan suatu perjuangan yang tidak mudah dan sederhana. Sebab pertentangan yang paling berat dan sulit adalah menundukkan masa muda untuk tumbuh dalam beribadah kepada Allah. Dorongan kebaikan dan keburukan sama kuatnya. Semakin sering kita kalah dalam menghadapi godaan, seperti itulah akhir kehidupan kita. Semakin sering kita menang melawan musuh internal dan eksternal, akan seperti itulah ending kehidupan kita.
Itulah sebabnya Rasulullah menyebutkan di antara tujuh golongan yang memperoleh naungan pada saat tidak ada naungab kecuali naungan dari-Nya pada hari kiamat adalah pemuda yang tumbuh dan selalu menyenangi ibadah kepada Allah SWT.
Pemuda yang ingin sukses adalah pemuda yang pandai memanfaatkan waktunya untuk maju dan berubah. Ia menyadari bahwa peluang itu tidak akan berulang. Ia memanfaatkan masa muda sebelum datang masa lemahnya (tua), masa sehat sebelum sakitnya, masa lapang sebelum sempitnya, masa terang sebelum masa gelapnya.
Setidaknya ada beberapa kemampuan yang perlu dimiliki para pemuda muslim hari ini, yaitu mencakup daya pikir (ijtihad), daya kalbu (mujahadah) dan daya raga (jihad) dalam arti yang seluas-luasnya. Termasuk jidad peradaban (kehidupan) di mana memilih hidup dalam kemualiaan Islam dan meninggal dalam keadaan khusnul khotimah.
Inilah beberapa pemuda Islam di zaman salafus sholeh yang patut diteladani oleh pemuda milenial :
- Usamah bin Zaid, 18 tahun. Memimpin pasukan yang anggotanya adalah pembesar sahabat seperti Abu Bakar dan Umar untuk menghadapi pasukan terbesar dan terkuat masa itu.
- Al Arqam bin Abil Arqam, 16 tahun. Menjadikan rumahnya sebagai markas dakwah selama 13 tahun.
- Muhammad Al-Fatih, 22 tahun. Menaklukkan konstantinopel ibukota Byzantium pada saat para jendral agung merasa putus asa.
- Abdurrahman An Nashir, 21 tahun. Pada masanya Andalusia mencapai puncak keemasannya. Dia mampu menganulir berbagai pertikaian dan membuat kebangkitan sains.
- Muhammad Al Qasim, 17 tahun. Menaklukkan India sebagai seorang jendral agung pada masanya.
Kisah pemuda yang tak terhitung dalam goresan Islam sebagai pengingat keagungan pemuda dalam masyarakat Islam. Semoga Allah membimbing kita dan anak-anak kita menjadi pemuda Islam yang tangguh.
Aamiin...
(disarikan dari berbagai sumber)
ConversionConversion EmoticonEmoticon