Menurut
Pasal 1 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, pemuda adalah
warga negara yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang
berusia 16 – 30 tahun. Namun dalam perkembangan di masyarakat hingga usia
kurang dari 40 tahun pun masih diyakini sebagai pemuda. Di Indonesia itu pada
tahun 2018 berdasarkan data BPS ada sekitar 63,82 juta pemuda atau 24,27 % dari
total penduduk Indonesia.
Pemuda
itu berani menyatakan bisa dan berkarya. Mereka selalu bisa menemukan satu
alasan untuk bisa di tengah jutaan alasan untuk tidak bisa. Pemuda itu, mereka
yang telah berani memulai dan terus membangun harapan untuk masa depan
Indonesia yang lebih baik.
Di
sinilah pemuda sebagai sosok muda yang dinamis, yang penuh energi, yang
optimis, diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang bergerak dan berusaha
untuk sedekat mungkin dengan mimpi yang terukur dan dikombinasikan dengan
pemikiran serta semangat positf dapat mengubah dunia.
Pemuda
diharapkan membawa ide-ide segar, pemikiran-pemikiran yang kreatif dengan
metode thinking out of the box yang
inovatif, sehingga dunia tidak melulu hanya dihadapkan pada hal-hal jaman old
yang itu-itu saja dan tidak pernah berkembang. Dengan kata lain pemuda
diharapkan menjadi pemimpin masa depan yang lebih baik dari pemimpin masa kini.
Pemuda diharapkan untuk menjadi change agent, yaitu pihak yang mendorong
terjadinya transformasi dunia ini ke arah yang lebih baik melalui efektifitas,
perbaikan dan pengembangan.
Setidaknya
ada lima karakteristik pemimpin yang baik, yang harus ada dalam diri seorang agent of change.
Pertama,
visi yang jernih. Sebagai pemimpin, seorang harus memiliki target yang jelas
sehingga program kerja dapat disusun dengan baik dan dengan tahapan yang
berkesinambungan karena arah yang dituju jelas. Pemimpin yang baik harus bisa
menjelaskan ide dan konsep yang ada dalam pemikirannya secara jernih kepada
orang lain.
Kedua,
memiliki kegigihan untuk mencapai target.
Ketiga,
bersikap kritis dan analitis, dengan kata lain, pemimpin yang baik harus selalu
bernalar dan menggunakan akal sehatnya. Tidak ada hal yang ditelan bula-bulat
tanpa mengerti substansinya.
Keempat,
sarat akan pengetahuan dan memimpin dengan memberikan contoh, bukan hanya dengan
instruksi.
Kelima,
membangun hubungan yang kuat dengan orang-orang sekitarnya dengan membangun
kepercayaan. Dengan kata lain, pempin yang baik harus memiliki integritas agar
dapat dipercaya.
Pemuda
dan semangatnya dibutuhkan sebagai agent
of change dalam berbagai sektor, termasuk sektor politik. Masalahnya, politik sudah terlalu lama
terasosiasi sebagai suatu hal yang kotor. Jangan sampai banyak generasi muda
berpotensi menghindari dan tidak peduli dengan politik. Apabila terjadi tanpa
disadari secara tidak langsung membuat kondisi politik menjadi semakin buruk
karena level of competition, baik
dari sisi kemampuan maupun integritas, menjadi rendah untuk menduduki posisi
strategis dalam lembaga-lembaga negara.
Akibatnya,
orang-orang yang memegang kekuasaan dalam negara bukanlah orang-orang terbaik
yang ada di negara ini, melainkan orang-orang yang memang dari awal masuk ke
dalam politik dengan niat untuk semata-mata memperoleh jabatan dan kekuasaan
demi uang dan kepentingan pribadi lainnya. Pada saat kancah politik dan lembaga
negara dikuasai oleh orang-orang yang tidak berkualitas ini dan orang-orang
berkualitas semakin menjauh dari area ini. Jika terjadi terus menerus maka akan
menjadi lingkaran yang menyeramkan. Generasi milenial harus bisa bertindak
sebagai agent of change dan memutus
lingkaran tersebut. Pemuda harus tetap optimis dan tidak berhenti melakukan
langkah-langkah perbaikan, termasuk dalam sektor politik.
Pemuda
harus mau peduli dengan kualitas politik negaranya dan berani terjun ke dalamnya.
Karena perbaikan politik hanya akan terjadi pada saat orang-orang baik,
profesional dan berintegritas masuk ke dalam politik.
Jangan
sampai politik disalahgunakan oleh orang-orang opportinist demi jabatan, kekuasaan dan uang semata. Tapi sesungguhnya
ada dimensi lain dari politik, yaitu suatu alat dahsyat yang dapat memberikan
kesejahteraan bagi rakyat. Apabila kita
berpolitik dengan baik dan benar, maka kita dapat menjadikan dunia ini, negara
ini menjadi lebih baik. Seperti yang dikatakan Mahatma Gandhi, “Be thang change you wish to see in the
world”. Jangan mengandalkan orang lain untuk melakukan perbaikan, tapi kita
harus mau turun tangan untuk melakukan perbaikan yang kita inginkan.
Generasi
milenial adalah generasi yang sangat mahir dalam teknologi. Dengan kemampuannya
di dunia teknologi dan sarana yang ada, generasi milenial ini memiliki banyka
peluang untuk bisa berada jauh di depan dibanding generasi sebelumnya. Namun
sayangnya, dari statistik yang ada, dikatakan bahwa generasi milenial cenderung
lebih tidak pedulau terhadap keadaan sosial, termasuk politik dan ekonomi.
Mereka cenderung lebih fokus kepada pola hidup kebebasan dan hedonisme. Mereka cenderung menginginkan
hal yang instant dan kurang menghargai proses.
Di
era ini segala sesutau bergerak dengan cepat, dunia menjadi tanpa batas,
informasi dapat diperoleh dimana saja dan dari siapa saja. Generasi masa kini
harus berusaha dan mampu menjadi bijak terutama dalam penggunaan media sosial.
Media sosial ini mirip dengan politik, tergantung bagaimana kita
menggunakannya. Kita bisa berguna dan bertambah pintar apabila menggunakan
media sosial ini dengan benar, tapi kita juga bisa menjadi penyebar hoax dan menjadi bodoh apabila kita
menggunakan media sosial denga tidak benar.
Demikian,
Semoga ada manfaatnya....
(Disarikan dari berbagai sumber)
(Disarikan dari berbagai sumber)
ConversionConversion EmoticonEmoticon