Halal Bi Halal dalam Kebhinekaan






Halal bi Halal adalah sebuah tradisi kreatif khas masyarakat Muslim Tanah Air. Satu kebiasaan yang hanya ada di negeri kita. Halal bi Halal muncul sebagai ungkapan saling menghalalkan kesalahan dan kekhilafan. Saling memaafkan satu sama lain. Setiap orang sadar tidak ada yang lepas dari kesalahan. Manusia tempatnya salah dan lupa. Idul Fitri dengan kegiatan Halal bi Halal-nya, membuat umat Islam melebur kesalahannya dengan berbagi maaf tanpa sekat yang membatasi.
Terkadang karena persaingan bisnis atau faktor lainnya terbesit rasa dendam dan iri hati. Mari kita singkirkan penyakit-penyakit pengotor hati itu dalam momentum Halal bi Halal. Tidak ada lagi kedengkian. Kita ganti dengan kelapangan jiwa. Kita obati kesombongan dengan kerendah-hatian. Kita buang permusuhan dan kita isi dengan persaudaraan.
Momentum idul fitri dan halal bi halal akan sangat lebih bermakna kalau dijadikan kesempatan untuk menumbuhkan kembali semangat persatuan dan kesatuan kehidupan bangsa dan negara ini, yang mulai nampak ada retak-retak karena berbagai berbedaan baik alamiah mau perbedaan karena pilihan.
Kita ditakdirkan hidup di negara yang memiliki kemajemukan dan perbedaan yang sangat beragam. Ini merupakan anugrah yang Allah berikan kepada kita, kepada bangsa Indonesia yang terdiri dari 714 suku dengan lebih dari 1.100 bahasa lokal yang hidup di lebih dari 17.000 pulau. Beragam suku bangsa adat istiadat dan agama. Memang begitulah Allah menciptakan kita dalam berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kita saling mengenal, setelah mengenal kita saling bersatu, terus saling bekerja sama dalam mewujudkan hidup yang tentram damai dan sejahtera. Aamiin Ya Robbal Aalamiin...
Kita harus syukuri hidup di negara dimana kegiatan keagamaan bisa tumbuh subur tanpa tekanan dan intimidasi. Bukan saja untuk agama Islam tapi juga untuk agama-agaman lain, itu dijamin oleh Undang-undang.

Negara manapun di dunia ini akan selalu berproses menjadi masyarakat yang bhineka dan majemuk. Jangankan negara, bahkan kota-kota atau desa-desa kita makin hari makin majemuk, makin beragam warga yang menghuninya. Tantangannya,  seringkali kemajemukan ini juga dibayang-bayangi oleh resiko intoleransi, ketidak-bersatuan dan ketidak-gotongroyongan. Saatnya kita berbagi pengalaman dalam berbhinneka tunggal ika, dalam bertoleransi serta dalam membangun persatuan dan kebersamaan. Saatnya kita berbagi pengalaman dalam mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Semagat persatuan merupakan pilar utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kita harus terus menerus bersatu memperkokoh semangat Bhinneka Tunggal Ika. Kita harus bersatu dalam upaya kita untuk menjadi bangsa yang kuat, bangsa yang besar dan bangsa pemimpin. Jika ada pendapat   yang mengatakan Indonesia itu akan bubar, biarlah itu harus kita jadikan peringatan dan antisipasi semua pihak.

Kita harus tetap selalu optimis dan semangat, untuk selalu memahami perbedaaan apapun sebagai rahmat dari Allah SWT,  dan terus berkarya dengan mempertontonkan betapa indahnya perbedaan itu, tampilkan bahwa perbedaan adalah peluang untuk menjadikan kita memiliki daya saing yang tinggi.

Tetap terus menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan gotong royong dalam bingkai kebhinekaan,  khusunya kepada generasi muda kita, dengan harapan semoga pemuda kita menjadi generasi muda yang kuat mentalnya, cerdas pikirannya, mandiri tekadnya, religius karakternya dan sehat fisiknya.


Previous
Next Post »
Thanks for your comment