(Setetes
embun untuk memulai langkah menata pengelolaan data di Kemenpora)
Pembangunan
kepemudaan sebagai bagian penting dari pembangunan Sumber daya Manusia (SDM)
unggul menuju Indonensia maju seharusnya dikelola berdasarkan informasi terkini
mengenai konteks dan akar permasalahan kepemudaan yang terjadi. Data sebagai
sumber informasi penyusunan rencana pembangunan sangat dibutuhkan. Pembangunan kepemudaan harus berdasarkan
bukti, bukan berdasarkan persepsi, intuisi, apalagi kolusi. Kita butuh data
kepemudaan yang tepat digunakan untuk menjawab permasalahan yang tepat, oleh
orang-orang dengan ketrampilan yang tepat.
Data kepemudaan yang tepat seperti apa? Indonesia adalah negara yang tergolong kaya data. Banyak data kepemudaan yang telah dikumpulkan, baik oleh BPS maupun organisasi lain. Dengan lebih dari 60 juta pemuda yang hampir semuanya memiliki simcard, pemuda kita adalah media sosial comunity, dengan berjuta data tentang pemuda. Namun, data itu belum mencerdaskan dan belum dijadikan sebagai sumber informasi perencanaan pengelolaan kepemudaan. Kualitas analisis perumusan kebijakan sangat bergantung kuantitas dan kualitas data yang tersedia.
Kemenpora dapat bekerja sama dengan lembaga terkait untuk melakukan upaya penguatan pengelolaan data kepemudaan untuk menjadi rujukan bagi proses pelayanan kepemudaan. Data kepemudaan yang ada, seperti Statistik Pemuda Indonesia (SPI) dan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) masih belum begitu akrab digunakan oleh pemangku kepemudaan sebagai sumber informasi perencanaan pembangunan kepemudaan baik di pusat maupun daerah.
Ada empat faktor penting untuk mengelola pendataan kepemudaan. Faktor pertama, relevansi data kepemudaan dengan tujuan penggunaannya. Data untuk diagnostik permasalahan kepemudaan berbeda dengan data unyuk targeting, menentukan siapa yang patut menerima bantuan, juga berbeda dengan data untuk menitoring pelaksanaan berbagai program kepemudaan.
Faktor kedua, ketepatan waktu. Tantangan untuk memastikan data kepemudaan dapat menggambarkan situasi terkini. Kadang proses kesiapan data kepemudaan memakan waktu cukup lama sehingga ketika disuguhkan sudah tak hangat lagi. Dibutuhkan keterpaduan data kepemudaan dari berbagai sumber melalui survei, real time data capture, media tracking, dan data administrasi yang dikumpulkan berbagai institusi pengelola kepemudaan.
Faktor ketiga, reliabilitas data kepemudaan. Ini sangat bergantung jumlah sampel yang dibutuhkan agar presisi bisa dijaga serta memastikan sampling frame-work-nya valid sehingga kesimpulan yang memang dapat memberikan gambaran akuran tentang target populasi data kepemudaan.
Faktor keempat, akses data. Data kepemudaan hanya berguna jika digunakan. Sayangnay akses data kepemudaan masih menjadi kendala. Tak semua lembaga pengelola kepemudaan seperti Kemenpora, Dispora Provinsi/Kabupaten/Kota, organisasi/komunitas kepemudaan bisa mengaksesnya. Apakah karena ketersedian data atau spirit untuk mencari data kepemudaan yang masih kurang.
Di
era digital ini kita punya banyak kesempatan dan lebih banyak tantangan dalam
memperoleh data kepemudaan. Modal utama yang harus kita miliki adalah tekun, telaten,
teliti untuk terus mempelajari dinamika kepemudaan untuk dijadikan sumber
informasi kebijakan pelayanan kepemudaan. Wallahualam...
Disusun
oleh :
Yayat
Suyatna
ConversionConversion EmoticonEmoticon